Breaking News

Perpustakaan Dan Kearsipan Bengkulu Siap Libatkan Percetakan Buku Lokal

Owner Percetakan Buku Lokal Asal Rejang Lebong, Sanca Irawan memberikan sebuah buku karya lokal kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu.

REALITAPOST.COM, BENGKULU -- Dinas Perpustakaan Kearsipan Provinsi Bengkulu menyambut baik upaya para penerbit lokal asal Bengkulu yang ingin mencetak buku-buku yang berisi penulis lokal untuk mengangkat banyak cerita sejarah setiap daerah di Provinsi Bengkulu.

Hal itu terlihat saat Kepalal Dinas Perpustakaan Kearsipan Daerah Provinsi Bengkulu, Meri Sasdi, yang secara khusus menerima sebuah buku berjudul perang yang diberikan langsung Penerbit Andra Grafika asal Kabupaten Rejang Lebong, baru baru ini (29/3/2023).

Menurut Meri, langkah penerbit lokal laik di Apresiasi namun harus senantiasa membangun komunikasi dan koordinasi serta harus ikut mendaftar dalam aplikasi e-katalog. Karena saat ini sistem kerjasama kepada siapapun harus melalui sistem aplikasi e-katalog.

"Yang jelas hal ini sesuai dengan suport dari pak Gubernur Rohidin yang selalu mendukung upaya pengembangan program peningkatan mutu perpustakaan. Sehingga sesuai dengam tujuan leterasi untuk kesejahteraan daerah dapat terwujud. Maka para penerbit lokal akan kita ajak untuk sama-sama mengangkat nilai-nilai sejarah dengan menerbitkan banyak buku," terangnya.

Sementara itu, Sanca Irawan, pemilik percetakan lokak Andra grafika yang beralamat di Jalan AK Gani, Kecamatan Curup Utara mengaku bahwa selama ini pihaknya sudah berhasil mencetak 60 eksemplar judul buku lokal konten terdiri buku sejarah, pendidikan, dan novel. Namun yang paling banyak buku tentang Pendidikan.

"Yang menjadi kendala kami percetakan lokal antara lain minim penulis yang diakibatkan karena daya beli beli masyarakat masih rendah. Untuk itu kami berharap adanya dukungan Pemerintah Daerah dengan membeli buku hasil percetakan lokal dan sebarluaskan ke perpustakaan desa-desa, dengan begitu pasti para penulis bergairah untuk menulis beragam karya lokal dan bisa memberikan penghasilan kepada mereka," harapnya.

Selama ini dia berjuang menghasilkan karya lokal dengan melibatkan penulis lokal dengan menggunakan sistem royalti sebesar 30 persen setiap buku dengan jumlah halaman minimal 120. Selebihnya menjadi tanggung jawab percetakan. Sejauh ini jumlah penulis lokal tidak sampai 10 orang khusus di Rejang Lebong.(Adv)

Tidak ada komentar